/ #CeritaFiksiRandom 

Random Akses Memori (judul cerita), part 3

Disarankan baca part 2 nya dulu link ini, atau baca dari awal di link ini ya. thanks!

image

“tap tap taptap tap tap”, suara langkah Rei diatas lantai dengan material logam campuran. Orang, biasa menyebutnya Alloy. Hari ini, tidak tau malam atau siang, mereka juga tidak yakin ini pukul berapa karena matahari bisa terlihat terbit berkali-kali.

“Nea ayok keluar, jgn di dalam terus!” ajak Rei sambil berdiri di dekatnya dengan kemeja jeans birunya.

“Mau keluar kemana, gak ada daratan di sekitar, Reiiiiii”

“Daratan? Hei!, masih ada sayap pesawat kan? kita bisa duduk duduk disana sambil liat bulatan keju besar di langit”

Nea menarik nafasnya dalam dalam sambil menggelengkan kepalanya, “sayap pesawat!? lo gila ya nyet!!”

“udaaah, yuk!ikut aja”, tangan Nea ditarik. Dengan ringan tanpa banyak usaha, dia seperti terbawa arus mengikuti Rei.

Merasa janggal? dunia mereka memang sulit dipahami. Mereka berdua kali ini berada di ISS luar angkasa. Rei membuka pintu ISS yg beratnya puluhan kilo dengan mudah karena tidak ada friksi. Diluar ISS, kakinya ia langkahkan hati-hati sambil menggandeng tangan Nea dengan erat sekali.

Namun Nea menghentikan langkahnya setelah berjalan 10 meter, “eh ngeri tau, Rei! duduk aja deh mending…” kata Nea dengan wajah yg menunjukkan keragu-raguan. Sungguh gak mainstream, gadis kecil yg memakai kaos merah dan rok ini diajak jalan-jalan di sekitar sayap pesawat.

Rei memperingatkan, “jangan duduk disini, ini bukan CoG sayapnya. nanti patah” maksudnya center of gravity.

“yakin deh sama aku. dikit lagi, pelan-pelan”, kata Rei.

“Cippo! captain!” sahut Nea mengiyai.

Mereka berdua duduk diujung bagian dekat pangkal sayap, sebelah depan. beberapa puluh ribu kilometer di depan mereka ada bulan, si satelit bumi yg Rei anggap mirip bulatan keju besar.

“Rei…. indah banget! bintang-bintangnya!” mata Nea berbinar memandangi sekelilingnya. Irisnya memantulkan cahaya-cahaya putih kecil dari bintang tata surya lain di sekitar Milky Way.

Dimana-mana, 360 derajat ia memandang ada bintang. Pandangannya ia alihkan ke kakinya yg sedari tadi diayun-ayunkan, jauh ratusan tahun cahaya dibawah kakinya jg tetap masih ada bintang.

“bintang memang ajaib”, kata Nea dlm hati lalu menoleh ke Rei.

“….”

“Bercerita yuk!” seru Rei.

Mereka sibuk membicarakan apa-apa saja yg bisa dilakukan diluar angkasa, termasuk kok bisa ada bendera negara mereka berkibar di bulan. Nea juga bersemangat kalau disuruh bercerita tentang anatomi tubuh yg menurutnya  bekerja sudah seperti eeeeentire galaxy!.

“inget gak Rei, waktu kamu bilang kamu kena hepatitis?” Nea terkikik menahan tawa.

“itu mah bukan hepatitis! namanya Heparitis! hahaha. kamu cemburu kan waktu itu aku jadian sama Dion?” imbuhnya.

jidat Nea didorong kebelakang dengan jari telunjuk Rei, “ah apaan sih Nea sayang”

muka Rei agak sok cool menahan malu…

“ih heparitis! sakit hati… hatinya masih patah kak Rei? utuk utuk utuuk” canda Nea

tiba-tiba ada suara keributan dari jauh sana dengan sangat jelas.

“Mancing Mania Mantap!!!”

“Mancing Mania MANTAP!”

“ntap…. ntap….. ntaa….p” ((( bergema )))

“….”

Rei bingung, “dek, Nea… kamu denger suara td?”

“nggak tuh Rei, suara apa emang?”

“tadi, kyk ada orang teriak Mancing Mania Mantap”

“hah? iya sih kedengeran samar samar kyk ada keributan gt ya?”

hening sejenak, dengan agak cemas Rei mencoba berpikir dari mana arah suara itu. tiba tiba ia teringat sesuatu…

“Nea?”

“ya kak Rei?”

“bukannya ini di ruang hampa udara ya? gelombang suara kan gak bisa merambat?”

“JEBRET!!” suara sound-effect cerita

“…”

“loh IYA! kok kita jg gak pakai baju astronot? malah pakai kemeja dan kaos?” Nea panik.

belum sempat Rei membalas pertanyaan Nea, “KAK REI!!”. Nea ketakutan karena muka Rei menjadi kering, pucat memutih. Yg menakutkan ternyata paru-paru dan jantungnya meledak karena perbedaan tekanan ruang hampa. Ini yang terjadi jika di luar angkasa tanpa menggunakan baju astronot.

Semuanya berubah gelap, layar berubah mendekati adegan film Gravity yg menyeramkan.

Walaupun Rei sudah tiada, dia lelaki pertama di dunia yg mendengarkan suara “Mancing Mania Mantap!!!” di luar angkasa. Sungguh luar biasa.

Cerita ini selesai, tamat sampai disini.

seharusnya

つづく - bersambung (Note : di Kenyataan Rei masih hidup, nafasnya terengah-engah diatas kasur. Badannya dengan penuh keringat. ternyata ini cuma mimpi.)

Cerita sebelumnya di part 2 ada di link ini, cerita selanjutnya masih dikerjakan

******* Cerita ini berdasarkan Visualisasi Puisi (opo maneh iki), lalu dijadikan cerita disini. iya gak ada korelasinya emg antara puisi-gambar-cerita. Tapi, kreatifitas bukannya connecting the dots?

>
>
>
>
> [. “Kami telah bersahabat dengan kenyataan, untuk diam-diam mencintaimu” - Sapardi Djoko Damono digital painting dengan Mypaint // Debian Linux // tahun 2014](https://instagram.com/p/oSqTn8l-9n/) > A photo posted by Andi R. Hermawan (@andirkh) on >

mancing mania?? NTAP ! (I love keributan)

kamu di halaman ini selama .