Dua Setengah Tahun Lima Semester

Senin tanggal 16 kemarin aku gak masuk kuliah. Pagi-pagi harus ke dokter karena panas, batuk, dan tenggorokanku sakit. Penyakit biasa diawal musim kemarau karena debu banyak beterbangan dimana-mana. Sewaktu diperiksa dokternya, dia tanya ke aku. “Sudah semester berapa mas?”. aku jawab, “lima dok”. Lima.

Gambar

Lima?. Aku jadi mikir, ternyata kurang lebih tinggal 3 semester lagi aku kuliah. Kebalikannya yg masih semester 3, kuliahnya kurang 5 semester lagi. tapi ternyata kuliah itu lebih cepet daripada yg ada dipikiranmu. Oiya, aku ternyata sakit radang tenggorokan. Gara-garanya sih (kayaknya lho ya) ketularan dosenku yg ngajar Grafika dan Teknik Visualisasi di kelas A-xxx gedungnya mesin. Padahal jurusan elektro ini gedungnya paling gedhe tp masih aja ada kelas yg pakai tanahnya mesin.

Balik lagi ke semester 5 tadi. Ternyata juga aku bertahan sendirian melawan penyakit cronic periodentitis selama 5 semester juga. Kenapa sendirian? karena semua biaya perawatannya aku bayar dengan uang dari kantong sendiri.Jika diitung itung sesemester bisa habis 2 jt (termasuk obat). Gak sadar jg sudah habis 8jt kalau dikalikan 4 semester. Tapi soal biaya emang relatif.

Sekilas info, penyakit periodentitis umumnya diderita oleh orang lanjut usia. penyakit ini menggerogoti tulang rahang tempat gigi berpijak. Sehingga, tulangnya jadi hilang dan jika kasus lebih parah, gigimu bisa terlempar keluar. Tapi bukan penyakit ini yg aku keluhkan, atau bukan juga waktu, usaha dan biaya yg sudah aku keluarkan sendiri. Atau bukan juga kenyataan yg mengharuskan aku operasi lagi untuk yg ke tiga kalinya.

Bukan, Bukan itu. Aku sudah ridho sama jalan yg Allah kasih ke aku. Mungkin, Allah menyapa kita dengan cobaan. “Bukankah masa depan suatu negara tidak bisa ditentukan dari kemenangan atau kekalahannya dalam peperangan?. Tapi berdasarkan apa yg dilakukan negara itu setelah perang.” (The Roman Story vol.II)

Jadi seberapa berat cobaan itu bukan pokok dari permasalahan. Melainkan tentang bagaimana kamu menghadapinya. Cuma kamu sendiri yg bisa mengukur seberapa besar cobaan itu. Kalau kamu pikir cobaan itu berat, ya cobaan itu akan terasa semakin berat. Tapi kalau kamu memutuskan untuk menghadapinya dengan berani, cobaan itu tidak akan terasa apa-apa. Sekarang, Bagaimana dengan kamu?. Bagaimana menghadapi cobaan yg datang hari ini. Semoga kamu yg baca jg bisa menghadapi masalah kalian masing-masing.

kamu di halaman ini selama .