Mobil EV Sepertinya Cupu, Lantas Bagaimanakah Peformanya ?
Mobil 100% mesin elektris ini tidak memakai mesin bensin konvensional dengan radiator, manifold, exhaust pipe, piston, crankcase dan sebagainya . Sebuah motor (dinamo kata sebagian orang indonesia) sebagai pengonversi energi listrik menjadi energi gerak . Bukan berarti mobil EV ini ringan karena tanpa mesin tanpa tangki sampai mobil EV bisa tertabrak truck dan terlempar sejauh ratusan meter
Memang mesin dari mobil EV ini ringan dan ukurannya kecil sekecil perbandingan motor DC 3V mobil mobilan tamiya dan bodinya . Namun baterai dari mobil ini yg membuat berat . Kita lihat nissan leaf , mobil laris ini ternyata memiliki baterai Lithium-ion 180Kg dan 200kg untuk Mitsubishi i-MiEV . Lumayan berat namun semoga ini bisa diperingan kedepannya .
Peforma dari sebuah motor DC sendiri memiliki karakteristik lebih mengagumkan daripada mesin bensin . Mesin listrik itu ‘strong acceleration ‘ karena memiliki torsi lebih besar sejak mobil itu pertama di gas . Lho kok bisa ? analoginya mesin bensin itu seperti saat kita mengayuh sebuah sepeda onthel , kaki kita pistonnya . Kita pasti mengayuhnya pelan duluuu baru makin lama makin cepat hingga percepatannya menjadi konstan . Kalau EV, dari awal disulut listrik uda langsung muter dengan torsi yg besar. Karena torsi sudah besar dari awal , maka mobil EV kebanyakan bertansmisi matic , grafik perbandingan torsi bisa dilihat di bawah
Keuntungannya lagi ialah sifat regeneratif dari mesin listrik , saat deakselerasi dan tanpa menginjak pedal gas misal pada saat akan berhenti di lampu merah . Mobil EV bisa mengecharge baterainya karena saat mobil mengalami perlambatan dan tidak dialiri listrik, mesin mobil bertindak sebagai generator . Mudeng gak ? Mas Andi njelasin ke adeknya gak mudeng soalnya . Walaupun yg dihasilkan kecil tapi ini adalah kelebihan , mana mungkin mesin konvensional bisa nambah bensinnya waktu deakselerasi . biar lebih mudeng bisa dilihat prinsip dasar konversi energi elektromekanik dibawah :
generator <—– ENERGI LISTRIK —– MEDAN MAGNET —– ENERGI MEKANIS –> Motor
Dalam soal menaikkan peformanya kita tidak usah bingung dengan panjang pendek exhaust pipe, besar stroke x bore, penambahan supercharger dll. Karena jika menggunakan mobil EV, prinsip dasarnya seperti mobil-mobilan Tamiya kata orang Indonesia. Ganti Jumlah lilitan kumparan, ganti magnet yg lebih kuat medannya, perbesar arus pada baterai dan tegangannya . beres
Peforma baterainya ? teknologi Baterai ada tiga yg biasanya digunakan EV, ada
1.Lead-Acid seperti aki basah kebanyakan
2.NiCd atau Nickel Cadmium pada baterai charger , dan teknologi terakhir memakai
3.Lithium ion selain mengeluarkan output yg besar , jenis baterai ini memiliki ketahanan yg lebih lama dan jauh lebih ringan 50% dari jenis Lead Acid . Untuk saat ini bisa dipakai berjalan sejauh 180 km dan lama pengisian 7jam memakai listrik rumah 220Volt serta di jepang bisa 30menit karena sudah tersedia fasilitas khusus pengisian listrik karya JFE Engineering. Lama banget ? tapi setidaknya kita tidak perlu ke pom bensin dan bisa mengecharge baterai waktu jam jam kita tidur dan menggunakan mobilnya waktu pagi siang sore malem . What a great vehicle right? ayo kita buka mata dan mulai lebih maju karena tidak menawarkan kemuliaan terhadap lingkungan saja mobil EV ini , tetapi peforma yg besar dan high value.