Random Akses Memori (judul cerita), day 2
Ini cerita berseri, disarankan baca part pertama yg ada di link ini agar mudeng. Untuk part 0 ada di link ini. Ratingnya dewasa, dibawah 18tahun dan dedek-dedek gemes dilarang membaca ya, thanks!.
Sehari setelah kejadian kemarin. 1 Maret 2013, Berita cuaca hari ini, langit agak mendung, sedikit rintik-rintik hujan dan hari akan indah. Percakapan ini terjadi pagi ini di telepon seluler berjarak 2 kilometer.
“Kak Rei jadi ke rumah nggak?”, kata Nea.
Diseberang sana Rei menjawab, “iya tapi mendung loh dek, udah jam 9. Gimana kalau sore ntar aja?”.
“lho kok sore, sore kan mama praktek di rumah”
“yauda besok aja gimana”, Rei memang begitu, suka mbulet
kalau
diajak dateng ke rumah.
“TERSERAH” jawab Nea dengan singkat.
“…..”
Rei udah tau dengan jawabannya, karena Nea selalu gini. Dengan
senyum-senyum kecil dia berkata, “loh ya ngambek, yaudah yaudah aku
mandi dulu terus tak berangkat, ya?”. tak di bahasa Surabaya = aku
akan
“iya jangan lama-lama”
“…..”
“sudah siang, bentar lagi Jumatan!”, tambah Nea.
“iya bentar :)”
Rei mandi dengan cepat, tidak lupa memakai parfum kesukaan Nea. Beda sekali pakaiannya dengan pakaian yg biasa dia gunakan waktu kuliah. Biasanya ia asal ambil baju dan celana seadanya, terkesan berantakan. Maklum kuliah di fakultas teknik tidak perlu ganteng-ganteng. Buat apa, toh ya jarang ada cewek di kampusnya, hahaha.
Tidak lupa Rei mampir beliin Nea es krim di mini market merah kecil. Nea suka es krim tapi yg bukan strawberry, eh tapi Rei malah beli strawberry. hehe
Suasana Rumah Nea sedang direnovasi bagian depannya. Ada bapak-bapak di teras yg benerin plafon rumah.
“…..”
“ting-tong”
“ting-tong! ting-tong!”
bapak tersebut noleh, “Loh mas, bell-nya dipencet, jangan pakai mulut kalo nge-bell. Saya jadi geli dengernya”
“hehehe, iya maaf pak”, Rei malu bukan main. Ternyata tadi Rei ngucapin ting-tong-ting-tong pakai mulut bukan pakai saklar bell rumah di tembok. hehehe hehehe astaga apa yg barusan aku ketik.
Lupakan scene barusan, sebenernya Rei emg pencet bell di tembok kok. tenang, tenang. kita ulangi lg ya.
“ting-tong-ting-tong”
“jeghlek!” pintu rumah tersebut dibuka. “Oh cari mbak Nea ya? silahkan
masuk mas. Mbak Nea masih di dalam :)” kata wanita paruh baya yg biasa
Nea panggil budhe
di rumah.
Rei sudah disuruh masuk ke dalem eh malah nunggu di luar. gak paham deh jadinya.
“………..”, si Rei rupanya pangling melihat Nea yg tambah cantik pulang-pulang dari perantauannya di Depok. Rambutnya sudah tidak panjang lagi, biasanya panjangnya lebih dari pundaknya. Sekarang rambutnya pendek sekali, tapi jadi mirip Go Eun-Chan mukanya hehe, suka!
Poninya jg sudah tidak dipotong lurus horizontal melainkan agak panjangan dikit, disisir ke kanan ¾ sehingga terlihat sedikit jidatnya. Keliatan lebih dewasa rupanya dia.
“hai.. halo”, kata Rei
“iya masuk o, sini loh”, kata Nea. Hidup 2 tahun di dekat Jakarta, ternyata ia masih belum kehilangan logat Surabayanya.
“hehe iyaa”
si Rei menaruh tasnya di kursi panjang, “kamu gak mau liat film 5cm/s yg pernah tak ceritain waktu itu ta?”
“iya tapi stop kontak listriknya gak ada, Rei. mmm…. bentar aku ambilin di dalem ya”
“gak usah, aku bawa laptop sendiri kok”
“loh? sejak kapan kamu ada laptop?”, Nea kebingungan.
“emmmm…..”
Rei belum sempat menjawab, tiba-tiba Nea memotong jawabannya “bentar ya aku ambilin di dalem dulu.”
“kan aku bilang gak usah ambilin stop kontak, Nea” maksud stop kontak itu kabel T / kabel Roll / apalah itu namanya.
“tunggu ya” kata Nea sambil ngacir ke ruang tengah.
Sementara Rei di ruang tamu sendirian, dia duduk nyalain laptop lalu membuka film 5cm/s sembari merapikan meja. tau-tau Nea duduk di sebelah Rei.
“……”
“SELAMAT ULANG TAHUN, Rei!”, langsung Nea cium pipi Rei, smooch! :*
Rei kaget banget.
“……”
“eh eh, iya Nea, makasih” jawabannya kayak gak percaya banget kok bisa gini ehe hehe.
Nea melanjutkan, “ini loh aku bawain es krim kue namanya red velvet!”
“sama kue pelangi!”
“sama ini-ini, ada pie dari Jakarta!”
“Ayo dimakaaaaaan!!”, kata Nea dengan bersemangat sekali :)
“i i iya dek Nea” jawab Rei dengan sedikit terbata. “makasih Nea, kakak makan ya…….”
emmm nyam nyam nyam, “enaaaaaak!”
“iya dong, sini aku suapin!” kata Nea dengan penuh percaya diri.
“aaaaaaaaak…” mulut Rei dibuka sambil merem. tau-tau Nea memeluk Rei, gak jadi nyuapin. Bau parfum Nea bau coklat, entah memakai parfum apa dia tapi rasanya manis sekali.
Di pelukan, Rei mencoba memerhatikan laptopnya kembali yg hampir masuk mode sleep. “eh Nea, ini lho filmnya ayok dilihat.”
Nea memeluknya semakin erat, dagu kepalanya bersandar di pundak Rei. dia berkata dengan lirih dan nada datar, “gak mau kakak, aku kangen”. Sedikit wajar, karena selama ini hubungan Nea dan Rei menjalani LDR, kuliah mereka berbeda kota. Nea belajar di Pendidikan Dokter di Depok, sedangkan Rei di Fakultas Teknik di Surabaya.
Dengan muka yg saling berlawanan, Rei berkata “coba liaten, Takaki Kun nya ciuman di depan pohon sakura yg bersalju sama Akari”
“terus kenapa?” kata Nea. Kepala Nea ia tarik keluar dari pelukan dan alisnya dinaikkan sebelah. Muka mereka saling berhadapan. Gemes sekali sama kata “terus kenapa?” ditambah ekspresi raut mukanya. Tau-tau Rei mencium bibir Nea.
Bibir Nea terasa lembut sekali dan… manis seperti es krim strawberry.
“kak…….”
“….” muka Nea malu dan memerah.
“Apa Nea? I love you….”
“…..”
“…”
Sementara itu 1 Maret di Kenyataan,
DUNIA KENYATAAN
Semuanya berubah menjadi diatas perahu ditengah Laut Jawa. Rei bersama beberapa temannya menyebrang menuju sebuah pulau kecil di seberang Madura.
Tidak ada sinyal seluler, perahu terus naik-turun di terjang ombak. Sambil mencoba menikmati hujan karena perjalanan di atas laut masih jauh, Rei iseng-iseng mengambil hapenya, tidak peduli layar hapenya terkena cipratan air laut ia tetap iseng iseng menulis :
“Hei Nea, gmn kabarmu disana? dan Rama… gmn kabar dia? kabarku sedikit kalut hari ini, cuaca sedang tidak bagus aku gak tau apa yg akan terjadi sebentar lagi. > *Tidak ada sesuatu yg terjadi tanpa seijin Tuhan kan? Tuhanmu, Tuhanku, emm.. Tuhan kita, gak ada istilahnya Tuhan gak tau apa yg telah/akan terjadi. Manusia ternyata bs kaget karena gak tau, tapi Tuhan tahu segala sesuatu. Semua niat Tuhan selalu untuk kebaikan kita kan? walaupun sedikit kalut ya? akunya, hehe. * > karena kalau dia baik bagimu, Tuhan akan pelihara dia agar dia dekat denganmu hehe, tenang aku bisa menghadapi ini semua. Semoga aku dan kamu masih baik-baik saja di dunia Paralel kita.“
“Mancing MANIA MANTAAAP!!” kata teman Rei di sebelah.
“…….” lalu menjadi hening karena tiba-tiba ada orang teriak 3M, mancing mania mantap. Rei tidak menekan tombol send. Karena ia tulis di aplikasi mirip evernote bikinannya sendiri di kampus.
Di 800 kilometer ditempat Rei duduk sekarang di Kenyataan, Nea selesai ditelfon Rama yg bersemangat sekali membicarakan Clash of Clans. Nea melihat pigora dengan gambar Nea dan Rei sewaktu masih SMA dulu.
RUMAH NEA DI DEPOK.
“hehe cepet banget ya, ini gambar baru 5 tahun yg lalu tp rasanya kyk jutaan tahun cahaya yg lalu”, kata Nea dalam hati. “aku gak akan bisa mengulangi masa-masa itu lagi” lanjutnya.
Nea tidak tahu dimana Rei sekarang berada, pikirnya masih baik-baik saja dan memulai kehidupan layaknya orang seumurannya. Masih ingat betul waktu itu dengan Rei, gmn dia merayakan ulang tahun bersama orang yg gak mau dirayakan ulang tahunnya.
“duh Rei, gmn kabar kita di dunia Paralel? Baik-baik saja kan?, semoga kita masih bahagia disana, saling tukeran makanan yg dimasak sendiri, atau keluar ke mekdi dan kaefci, atau pergi tersesat bareng ke suatu tempat sambil makan Yuppy. > Baik-baik ya disana, di Kenyataan dan di dunia Paralel…. kita emg gak bisa bersama di Kenyataan, gak tau kenapa kita diciptakan berbeda sama Tuhanku dan Tuhanmu :). Jadio anak muda yg pinter, karena belajar, rajin… > *pinter bukan karena lulus ujian, tapi rajin, rajin memperbaiki diri. Aku tunggu semyummu dan potongan yuppy di sela-sela gigimu yg lucu sewaktu kamu sukses nanti ya.”* kata Nea masih sambil melihat foto mereka berdua
Pigora itu, dimasukkannya di dalam kardus dan dibawanya ke pojokan gudang agar tidak bisa diambilnya lagi..
“Kenyataan sucks, Rei” katanya, sambil mengunci pintu gudang.
“……”
Jeglarr!!!
suara petir menyambar di tengah laut. “Mancing Mania MANTAAAAAAP!!!” kata teman Rei semakin bersemangat. Sambil berpegangan di pinggir perahu bermesin diesel, ombak-ombak dipinggirnya dengan ikhlas menghantam perahu dengan lembut.
Kembali cerita ini dilanjutkan ke Dunia Paralel tadi.
“……..”
“Nea, I love You…” kata Rei di ruang tamu di pagi menjelang siang itu.
Nea gak memperhatikan kata-kata Rei, “nggak kakak, ini lho ada kado buat kak Rei! maaf ya telat sehari”, sambil memberikan kado ke Rei.
“ha? loh dek, makasih”
“eits tunggu, kurang satu lagi sih kadonya. Aku pesen waktu di Jakarta. Gak tau kenapa kok belum dateng” kata Nea
“Neaa…. kok repot-repot”
“gakpapa kan spesial buat kakak”
“lho tapi….”
“udah gakpapa, sissst” jari telunjuk Nea didekatkan di bibir Rei.
30 menit berlalu mereka saling bertukar cerita bagaimana kuliah mereka di kota ini dan kota itu.
“ayok dibawa pulang bntr lg, jangan dibuka disini ya”, lanjut Nea
“mmm.. yaudah aku balik dulu ya Nea, makasih sekali”
“iya ati-ati” jawab Nea.
“……….”
Sesampainya di rumah, Rei membuka kadonya dan terharu sekali…. eh gak taunya ketahuan mamanya Rei. Mamanya baru inget kalau kemarin Rei ulang tahun. hehe hehe
Nea masih ada di Surabaya hingga akhir Maret nanti selama musim hujan ini. Berita cuaca di dunia Paralel hari ini, langit akan cerah, hatimu sedang berbunga.. Cintaku akan pulang.
つづく ,“”*bersambung (Note: bagi yg selera humornya beda, adegan bell ting-tong dan mancing mania mantap adalah adalah usaha ngelucu)*
cerita part sebelumnya ada di link ini. cerita selanjutnya klik disini.